Setelah sukses menyelenggarakan konser Helloween, Solucite di tahun 2008 ini akan kembali meramaikan pertunjukan musik di Indonesia dengan sajian konser As I Lay Dying "An Ocean Beetween Us Tour" di Tennis Indoor Senayan Jakarta pada tanggal 27 November 2008. Pertunjukan ini didukung pula oleh band fenomenal asal Bandung yaitu Burgerkill sebagai pembuka. Tentunya ini akan menjadi sebuah paket pengalaman cadas yang tidak bisa dilewatkan begitu saja...
Untuk presale tiket seharga Rp.250.000,- sampai dengan 7 November 2008 dan harga normal Rp.275.000,- di sejumlah tiket box di Jakarta, Bogor, Tangerang, Bandung dan Surabaya. Untuk pembelian tiket secara langsung di kantor Solucite, Jl. KH Ahmad Dahlan No.29 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, akan langsung mendapatkan bonus CD rilisan dari Solucite Records dan merchandise lainnya secara gratis.
Bukan itu saja, Solucite juga telah melakukan penawaran menarik, yaitu bagi setiap pembeli tiket konser As I Lay Dying [hanya yang membeli di Solucite Headquarter secara presale atau normal price] dapat membeli tiket konser Lamb of God yang akan diselenggarakan pada tanggal 9 Maret 2009 mendatang dengan harga spesial. Jadi jangan dibuang tiketnya, karena tiket tersebut menjadi bukti untuk pengajuan harga spesial pembelian tiket konser Lamb of God. Pada saat acara As I Lay Dying tanggal 27 November nanti, Solucite juga akan membuka booth khusus untuk pembelian tiket presale konser Lamb of God.
As I Lay Dying adalah band metalcore asal San Diego California. Band yang memiliki gaya bermusik yang cukup unik ini menggabungkan musik metal yang berbasis pada riff-riff melodius ala Gothenburg Sound, seperti In Flames dan At The Gates dengan komposisi ringan ala musik punk sehingga mudah dicerna dan disimak bahkan oleh para pendengar musik rock/metal yang terhitung baru mendengarkan lagu mereka. Nama band ini berasal dari novel William Faulkner yang dicetak sekitar tahun 1930-an berjudul As I Lay Dying, yang menceritakan kehidupan keluarga petani Amerika yang religius. Band ini kini digawangi oleh Tim Lambesis,sebagai vokalis,dan leader dari band ini, kemudian drummer muda enerjik dan sangat berbakat Jordan Mancino. Dual shredder yang memperkuat dari sisi gitar, Nick Hipa dan Phil Sgrosso. Nick Hipa merupakan gitaris yang cukup menonjol dengan karakter sound yang berbeda dengan musik metalcore kebanyakan, karena boleh dibilang terlalu 'melodius' dan kurang tebal distorsinya. Namun hal itu justru menambah karakter dan pattern lead guitar dari Nick, sementara karakter sound distorsi yang tebal dilapis oleh Phil yang memang memiliki background lebih kuat dibandingkan Nick. Sementara Josh Gilbert membantu Tim Lambesis sebagai clean vocalist dan juga bertanggung jawab sebagai pencabik bas.
As I Lay Dying merupakan band yang cukup terkenal di scene metal dunia karena meraih beberapa prestasi. Salah satu yang cukup fenomenal adalah dengan dinominasikannya lagu Nothing Left dalam ajang Grammy Awards tahun 2008. Di tahun ini juga mereka dianugerahi penghargaan San Diego Music Award. Di tahun sebelumnya, As I Lay Dying sempat memenangkan penghargaan The Ultimate Metal God dari saluran TV musik terkenal di dunia, MTV2 .
Band ini seringkali dicap sebagai band yang cukup religius, karena lirik-lirik positifnya yang tergolong berbeda dengan band lain. Bila band lain banyak mengumbar kekerasan, kegelapan, atau realita sosial - band ini justru mengangkat tema religius dan unsure spiritual positif dalam lagu-lagu mereka. Hal ini sempat membuat mereka digelari band metal spiritual atau white metal. Itu tercermin lewat rilisan mereka mulai dari Beneath The Encoding of Ashes yang dirilis di tahun 2001, sampai pada album Shadows are Security yang dirilis tahun 2005.
Tim Lambesis seperti vokalis dan penulis lirik mulai bereksperimen dengan lirik yang bertema sosial pada album terakhir mereka, An Ocean Between Us, yang dirilis tahun 2007 lalu. Itu justru menambah greget dan karakter dari band ini, lirik yang tidak preachy tapi mengajak ke sisi positif tergambar di sini. Seiring dengan sambutan positif dari berbagai kritikus musik metal di seluruh dunia, band ini juga beberapa kali tampil dalam sampler majalah Metal Hammer sepanjang tahun 2007. Tercatat sedikitnya ada dua edisi Metal Hammer yang memuat band ini. Bahkan album An Ocean Between Us berhasil menduduki peringkat ke-delapan pada Billboard 200 dan menjadi nomor satu di bagian rock chart. Tentu sebuah prestasi yang cukup membanggakan bagi sebuah band yang terhitung masih baru di blantika musik rock/metal dunia. Tak salah bila Adam Dukiewicz, gitaris dari Killswitch Engage yang bisa dikatakan pelopor dari genre metalcore ini, ikut memproduseri album An Ocean Between Us. Tak lupa juga Andy Sneap sang maestro 'modern sound of metal' juga turut bertugas mengemas sound di album ini sehingga tampil lebih baik dibanding album sebelumnya.
Pada tahun 2007, As I Lay Dying mulai merekam album baru dengan bantuan Colin Richardson di sisi mixing dan Andy Sneap sebagai pemerhati kualitas sound gitar. Dua nama yang menjadi jaminan kualitas sound yang ciamik dari sebuah album band metal saat ini. Album itu diproduseri oleh Adam Dutkiewicz yang menjalin pertemanan dengan Tim dkk selama promo tour Shadows of Security. Tercatat penjualan pada minggu pertama album ini menurut Ac Nielsen Soundscan sudah mencapai angka 39.000 kopi.
Berbagai review dan kritik positif diluncurkan berbagai situs online dan majalah metal dunia seiring dengan dirilisnya An Ocean Between Us. Situs About.com meberikan 3.5/5, Allmusic.com memberikan 4/5 bintang, bahkan Cross Rhytms memberikan rating sempurna 10/10 untuk album ini. Kebanyakan review dan kritik tersebut menjurus pada kualitas sound dan komposisi lagu yang tergarap cukup baik di album tersebut. Tentunya anda pasti penasaran bila lagu-lagu seperti Nothing Left, Within Destruction, Forsaken, atau An Ocean Between Us dibawakan langsung di depan mata kita?! Maka nantikan show As I Lay Dying nanti di Tennis Indoor Senayan tanggal 27 November 2008!...
No comments:
Post a Comment